Jubir Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto yang menyampaikan bahwa secepatnya masyarakat Pacitan harus memahami New Normal, bersiap dan beraktifitas seperti sedia kala sesuai peran masing-masing. (FB - Pemkab Pacitan)
Pacitan – Portal Exspresnews.com
Kehadiran Virus Corona akhirnya menemui satu jalan panjang dan
berkelok-kelok membentur semua sendi kehidupan, khususnya kemanusiaan dan
ekonomi menjadi dua mata pisau yang berseberangan.
Bicara dampak, semua manusia di seluruh belahan bumi menjadi
korban Covid-19 ini secara langsung dan tidak langsung. Begitu juga penduduk di
Kabupaten Pacitan, Tercatat sekitar 25 ribu KK menjadi warga miskin baru,
kelompok ini menambah akumulasi 13,85 persen dari angka statistik 2019.
Fakta ini semakin tak tak berujung lantaran vaksin
yang ditunggu-tunggu belum juga terlahir. Jika tetap seperti ini maka
masyarakat semakin terbenam kedalam menjadi korban Covid-19 secara kesehatan
maupun ekonomi.
Babak baru selesai dirancang di jilid 2 penanganan
Covid-19, gebrakan nasional ini secara serentak akan teraplikasikan pasca
perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Mereka menyebutnya New Normal.
Sebuah kondisi baru mengubah peradaban manusia, semua
orang harus terbiasa dengan virus tersebut dalam melakoni hidup dengan
membudayakan protokol kesehatan yang telah diberlakukan pemerintah. Melalui 5
fase penerapan yang disiapkan, skenario tersebut berangsur-angsur akan
kembalikan Indonesia dan Pacitan yang dulunya dinamis di segala sektor.
Jubir Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto
(26/05) pun teringat awal mula Virus Influenza merenggut jutaan nyawa saat di
awal-awal kemunculannya, banyaknya korban jiwa karena saat itu obat belum
ditemukan. “WHO juga merilis dalam jurnalnya baru-baru ini bahwa Covid-19 tidak
bisa dihilangkan dari muka bumi,” ujarnya.
Alhasil New Normal menjadi pilihan para pakar yang
harus segera diterapkan, sekali lagi bertujuan menyelamatkan manusia secara
ekonomi maupun kesehatan dari gangguan Covid-19. Kehidupan akan kembali normal
seperti sedia kala, namun istilah nongkrong (kongkow-kongkow) masih menjadi
pengecualian, termasuk sektor pariwisata bisnis kebanggaan Kota 1001 goa. “Kita
tidak bisa berpola hidup seperti corona belum sampai di Indonesia,” terang
Rachmad.
Secepatnya masyarakat Pacitan harus memahami New
Normal, bersiap dan beraktifitas seperti sedia kala sesuai peran masing-masing,
kembali bangkitkan ekonomi yang sempat melambat dengan penuh kedisiplinan dan
keikhlasan menerapkan protokol kesehatan. Ujungnya tidak ada korban Covid-19
maupun korban ekonomi. (Red)
Source : FB Pemkab Pacitan
Post a Comment