Pewarta : Nanang Wibowo
Kades Bringinan, Barno, mewakafkan Rumah Baca, Bangunan, Tanah dan isinya untuk Desa nya
Ponorogo - Portal Exspresnews.com
Sebagai bentuk totalitas dalam memimpin desa, Barno, Kades Bringinan Kecamatan Jambon, Ponorogo mewakafkan Rumah Baca berupa tanah, bangunan dan isinya untuk desa.
Menurut Barno, membaca sebagai jendela dunia. Hal itu sepertinya
dipahami betul oleh Kepala Desa Bringinan, di Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa
Timur, Subarno. Ia pun membangun dan mewakafkan Rumah Baca untuk warga Desa
Bringinan. Tepat tanggal 24 Januari 2015, ia meresmikan dan memberikan bangunan
dan tanah miliknya untuk dimanfaatkan sebagai tempat membaca bagi anak-anak.
Awalnya, ia prihatin dengan kurangnya
arena bermain bagi anak-anak di desanya. Ia kemudian tergerak mulai mengumpulkan
sumbangan buku dari bannyak pihak. Meski bangunan rumah baca ini terlihat
sederhana, perlahan namun pasti berbagai sumbangan dari berbagai pihak mulai
berdatangan. Seperti buku, meja, kursi, komputer bahkan beberapa gamelan
tradisional. Anak-anak dibebaskan bermain dan belajar di sini.
Subarno menjelaskan, rumah baca ini
merupakan salah-satu keinginan terbesarnya yang ingin berkontribusi lebih bagi
desanya. Meski awalnya saat membangun pertama, fasilitas belum lengkap, namun
antusiasme anak-anak untuk berkumpul dan bermain dengan teman sebayanya
membuatnya yakin suatu saat ada jalan. “Dan, ternyata benar, perlahan
fasilitas-fasilitas itu datang dari berbagai pihak, seperti buku, meja dan
komputer,” jelasnya, Sabtu, (01/02/2020).
Rumah Baca Desa Bringinan yang ramai dikunjungi anak-anak.
Setiap malam Minggu dan malam Rabu,
anak-anak diwajibkan ikut belajar Bahasa Jawa bersama. Anak-anak yang ikut pun
tidak ditarik biaya alias gratis, bahkan setiap anak diberi buku dan kaos
gratis. Hal ini untuk menarik minat anak-anak belajar bersama. “Selain hari
itu, anak-anak saya bebaskan bermain di sini. Tetangga pun saya beri surat
perjanjian, kalau tidak akan memarahi anak-anak yang ramai di sini karena
bermain gamelan,” ujarnya.
Sayangnya, meski fasilitasnya sudah mulai
terisi, tenaga pengajar di sini masih sangat kurang. Hanya ada beberapa anggota
Karang Taruna yang datang dan ikut membantu mengajar anak-anak. “Saya ingin
mencari guru untuk anak-anak, saya sanggup memberikan uang transportasi, tapi
saya tidak bisa memberikan gaji karena tidak ada dananya,” cakapnya.
Meski anak-anak ini tidak memiliki
pengajar untuk mengajari cara bermain gamelan, terlihat beberapa anak pandai
dengan sendirinya bermain gamelan seperti demong dan gong. “Anak-anak saya
bebaskan bermain, makanya saya membuat surat perjanjian dengan para tetangga,
jangan ada yang marah bila anak-anak bermain gamelan. Tapi bagusnya, meski
tidak ada pengajar, anak-anak ini bisa memainkan alat musik gamelan,” tuturnya.
Tidak hanya bermain dan belajar, Subarno
juga ingin mengajarkan manajemen keuangan untuk anak-anak dengan menyediakan
wadah celengan yang dibuka setiap setahun sekali. Dan, yang memiliki banyak
nilai tabungannnya akan diberikan hadiah oleh Subarno. “Belajar menabung sejak
dini itu penting, bagaimana anak-anak ini mengatur uang jajannya. Daripada uangnya
habis buat jajan lebih baik ditabung dan dipanen nanti,” pungkasnya.
Nanang Wibowo
Post a Comment